klikompas

Anis Matta: Pemimpin Jangan Dirikan Dinasti

In anggota dewan on August 26, 2010 at 2:29 pm

https://klikompas.wordpress.com/wp-content/uploads/2010/08/anismatta.jpg?w=300

KLIKOMPAS: Wakil Ketua DPR Anis Matta mengingatkan pemimpin untuk tidak mendirikan dinasti. Sebab, betapapun usaha keras dilakukan untuk mewujudkannya, kekuatan utama ada pada kehendak Allah.“Allah telah menentukan seseorang akan menjadi apa,” kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS ini sebelum berbuka puasa bersama wartawan di Gedung Nusantara III, Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Selasa (24/6) malam.

Ia mengatakan bukan hanya masyarakat yang akan menilai dan meminta pertanggungjawaban kepemimpinan seseorang, tetapi juga Allah SWT. Dia mengungkapkan, di zaman Nabi Muhammad SAW, ada Khalifah Umar bin Khatab. Sahabat Umar memiliki saudara yang kemampuannya relatif sama dengannya, namun Umar menolak saudara menjadi penggantinya.

“Umar bin Khatab meminta hal itu tidak dilakukan. Cukup dirinya saja yang diminta pertanggungjawaban,” katanya.

Di zaman Nabi, tambah Anis, juga ada orang yang telah diberi kesempatan memimpin dalam periode tertentu, kemudian ingin menambah lagi. Padahal, sebenarnya kualitas kepemimpinan bukan ditentukan oleh panjang atau rentang waktu lamanya memimpin, tetapi sejauh mana mampu menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan momentum yang ada dalam periode masa kepemimpinannya.

Anis Matta mengemukakan, menduduki posisi jabatan tertentu tidak harus dipandang sebagai amanah dan berkah, tetapi juga sebagai ujian. “Seseorang yang belum pernah menduduki posisi itu mungkin lurus-lurus saja, tetapi ketika menjabat justru menyimpang. Karena itu, posisi itu juga sebagai ujian,” katanya.

Begitu juga kemiskinan bukan hanya ujian, tetapi juga ada tantangan. “Ada orang yang lurus-lurus saja ketika masih miskin, namun ketika sudah kaya mulai menyimpang,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini, di beberapa daerah yang sedang menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada), muncul fenomena mengajukan istri, anak atau kerabatnya menjadi pengganti kepala daerah dan belum ada ketentuan yang mengatur mengenai hal itu.[metrotv/Ant/BEY]

  1. […] Ia mengatakan, saat ini, di beberapa daerah yang sedang menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada), muncul fenomena mengajukan istri, anak atau kerabatnya menjadi pengganti kepala daerah dan belum ada ketentuan yang mengatur mengenai hal itu  [sumber] […]

Leave a comment